03 Mei 2010

Ketika aku masih anak perempuan kecil, ibu suka membuat sarapan dan makan malam. Dan suatu malam, setelah ibu sudah membuat sarapan, bekerja keras sepanjang hari, malamnya menghidangkan sebuah piring berisi telur, saus dan roti panggang yang gosong di depan meja ayah.

Saya ingat, saat itu menunggu apa reaksi dari orang-orang di situ!

Akan tetapi, yang dilakukan ayah adalah mengambil roti panggang itu, tersenyum pada ibu, dan menanyakan kegiatan saya di sekolah. Saya tidak ingat apa yang dikatakan ayah malam itu, tetapi saya melihatnya mengoleskan mentega dan selai pada roti panggang itu dan menikmati setiap gigitannya!

Ketika saya beranjak dari meja makan malam itu, saya mendengar ibu meminta maaf pada ayah karena roti panggang yang gosong itu.

Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan: “Sayang, aku suka roti panggang yang gosong.”

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur pada ayah. Saya bertanya apakah ayah benar-benar menyukai roti panggang gosong.

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata, “Debbie, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari ini dan dia benar-benar lelah. Jadi sepotong roti panggang yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun!”

Apa yang saya pelajari di tahun-tahun berikutnya adalah belajar untuk menerima kesalahan orang lain, dan memilih untuk merayakan perbedaannya – adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi.

29 April 2010

Penurunan minat seksual dalam rumah tangga terkadang sering datang secara tiba-tiba. Biasanya, munculnya penurunan hasrat melakukan hubungan seks dengan pasangan ini kerap dialami oleh kalangan lelaki/suami. Bahkan, ini biasa disebabkan oleh munculnya rasa bosan. Nah lho ???

Masalah penurunan hasrat ini biasanya lebih banyak dialami oleh lelaki yang telah menjalani biduk rumah tangga diatas dua tahunan. Kalau biasanya di awal-awal pernikahan hubungan seks dilakukan hampir setiap hari, maka setelah melewati masa sekitar dua tahunan, frekwensi seks kemungkinan besar mulai menurun. Sudah Bosankah?

Masalah ini sebenarnya bukan hal baru, tapi ini terjadi pada hampir setiap pasangan menikah. Sebenarnya, masalah ini cukup wajar dan ini bisa disikapi dengan bijak. Pada umumnya, kasus ini terjadi apabila pihak istri mulai tak lagi memperhatikan penampilannya. Daya tarik seksual istri di mata suami mungkin telah mulai menurun. Apalagi, jika istri telah mengalami proses melahirkan. Badan pun bisa menjadi melar. Yang tadinya langsing dan menarik, bisa berubah menjadi gemuk dan tak menarik.

Lebih kurang, kondisi demikian itulah yang biasanya menjadi penyebab. Istri tak lagi memperhatikan penampilannya, perawatan tubuhnya, sikap romantisnya terhadap suami. Bagaimanapun juga, meski telah menikah, istri tak serta merta boleh meninggalkan perhatiannya terhadap penampilan.

Meskipun telah menikah, istri tidak boleh meninggalkan perhatiannya terhadap penampilan. Merawat penampilan bagi istri itu penting. Istri harus memperhatikan penampilan. Tidak harus yang mahal tentunya kan? Yang paling penting itu kan harus tampil bersih, sehat dan rapi. Kalau kita sehat, rapi dan bersih, orang lain pun akan senang melihatnya. Dengan begitu rasa ketertarikan suami akan selalu terjaga.

Salah satu yang menjadi penyebab menurunnya gairah suami melakukan hubungan seks dengan istri adalah karena adanya sikap bosan dan berkurangnya ketertarikan suami kepada istri dalam hal seks. Untuk itulahdisarankan pada istri untuk selalu pandai-pandai menjaga penampilan buat suami.

Jika ingin menjaga keharmonisan di ranjang dengan suami, maka jagalah penampilan kita. Dengan demikian, maka akan mengundang ketertarikan suami terhadap istri, romantis pun tentunya akan segera hadir di ranjang kamu. Ehm... hm

Dalam kehidupan berumah tangga misalnya, pernahkah kamu memberikan pujian pada pasangan akan keunikannya yang tidak ada pada diri kamu ? Mungkin sebagian besar wanita akan enggan memberikan pujian pada pasangannya karena mereka beranggapan nanti dia besar kepala atau takut dianggap murahan atau segudang alasan lainnya.Demikian pula pria, mungkin mereka beranggapan tidak perlu memuji pasangannya lagi karena sudah suami-istri, malu kalau didengar anak-
anak, nanti diberi tanggapan sinis dari istrinya ("Pasti ada maunya"). Alasan-alasan tersebut sering dijumpai dalam hubungan sebagian besar pria-wanita.

Coba kamu beri pujian pada pasangan tanpa memikirkan lagi tanggapan negatif yang mungkin dia berikan. Kamu bisa bayangkan apa yang terjadi padanya ? Pujian itu seperti semprotan adrenalin yang memberikan semangat padanya, dan timbul perasaan senang dan puas akan dirinya.

Misalnya kamu memuji masakan istri kamu enak (meskipun kamu tahu makanan tersebut agak asin) tetapi tanggapan dia akan luar biasa dan dia akan memasak yang lebih enak lagi di lain waktu. Tentu hal ini menyenangkan pula bagi kamu.

Sebaliknya kritik akan melubangi perasaan dan menyebabkan tenaga keluar percuma antara lain sakit hati, marah dan perasaan negatif lainnya. Kritik membuat kita merasa sudah mengecewakan seseorang. Berbeda dengan pujian yang membantu memenuhi dua kebutuhan dasar manusia yaitu merasa dirinya berarti, diperlukan, penting; dan kebutuhan merasa aman dalam suatu hubungan, saling memiliki dan selalu siap satu sama lain. Kamu dapat memberikan pujian kapan saja.

Jangan takut suami/ istri menjadi bosan kalau dipuji terus. Dari riset diketahui bahwa semua orang begitu ingin dipuji oleh orang lain entah karena prestasi, penampilan atau hal lainnya.

Mungkin ada yang bingung apa ya yang harus kamu puji dari diri pasangan kamu? Semuanya biasa saja, nggak ada yang istimewa darinya.

Cobalah kamu teliti lagi. Bisa saja perbedaan kepribadian merupakan salah satu keunikan yang bila dipuji akan memberikan pancaran kekuatan baru baginya. Misalnya kamu termasuk orang yang teliti, teratur dan tertutup. Berbeda dengan pasangan kamu yang periang, terbuka.

Dia begitu senang membicarakan hal-hal pribadi pada orang lain bahkan pada orang yang belum dikenal. Sedangkan kamu, pada orang yang telah akrab baru bisa mengutarakan hal-hal yang bersifat pribadi. Dia suka mencetuskan ide dan mengharapkan ada orang lain yang bisa membantu memikirkannya pula.

Kamu menganggap suami hendak benar-benar melakukan hal tersebut, dan bila kamu tidak menyenangi ide tersebut, kamu dengan keras menentangnya. Maka terjadilah perselisihan karena istri tidak mengerti cara berpikir suami.

Berbeda dengan istri yang perlu mempertimbangkan berjam-jam bahkan berhari-hari dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum melaksanakannya. Dan ini membuat kesal suaminya. Tetapi dengan pemahaman perbedaan kepribadian tersebut mereka dapat saling mengisi.

Suami dengan idenya yang spontan tanpa memikirkan apakah dapat terlaksana atau tidak, dibantu oleh istri dalam merealisasikan. Istri memuji pasangannya atas ide-idenya yang brilian dan sebaliknya suami memuji istrinya atas sikap hati-hatinya dalam merealisasikan idenya tersebut.

Perbedaan kepribadian yang dulunya menjadi penyebab pertengkaran sekarang menjadikan mereka suatu tim yang kuat. Bisa juga kamu berdua membicarakan masa lalu atau saat pacaran yang berkesan. Misal dulu sewaktu pacaran, dia rela antri 1 jam hanya untuk membeli tiket bioskop yang kamu minta. Berikan pujian atas tindakannya saat itu.

Kekurangan pasangan merupakan kelebihan kamu. Sebagai suami-istri seharusnyalah saling mengisi. Bukan menjadikan kekurangan sebagai senjata untuk menyerangnya tetapi sebagai kekuatan untuk membina cinta diantara kamu berdua.

Temukan sisi-sisi menarik dari pasangan kamu dan berilah pujian baginya sehingga dia juga memiliki tenaga untuk memupuki tanaman cinta kamu berdua agar senantiasa berkembang.

02 Februari 2010

Karena kamu mencintainya atau karena berpisah dengannya berarti kamu kehilangan orang yang akan menanggung beban kebutuhan kamu ?

Karena itu hati-hatilah dalam menyikapi keinginan kamu sendiri. Berikut ada beberapa hal yang bisa kamu catat sebagai masukan untuk hubungan kamu.

1. Berhati-hatilah dengan emosi yang hadir dari kenangan masa kecil kamu.


2. Jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kamu sepenuhnya pada pasangan kamu.

Bila kamu mulai membutuhkannya bukan mencintainya, maka mulailah untuk memprioritaskan cinta.

3. Ingatlah bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu bawa ke dalam suatu hubungan, bukan sesuatu yang kamu harap bisa didapat dari sana.

4. Belajarlah untuk mengubah tuntutan menjadi pilihan. Mulailah mengurangi semua tuntutan yang kamu alamatkan pada pasangan kamu. Jangan memintanya untuk melakukan hal-hal yang dia tidak sukai.

5. Belajarlah untuk mendengarkan. Bukan hanya mendengarkan secara fisik, tetapi coba cerna maksud dibalik kata-katanya. Perasaan sebenarnya yang tersirat dibalik setiap ucapannya.