03 Juni 2009

Setelah selesai mengikuti ujian, Tasya mengatakan kepadaku kalo dia ingin masuk SMP negeri yang diincarnya. Aku mengatakan padanya bahwa dia bisa masuk SMP yang dimaksud hanya jika nilainya memenuhi syarat dari standart nilai minimal dari sekolah itu.

Ketika aku bertanya lagi kepada dia bahwa bagaimana seandainya nilainya nggak mencukupi untuk masuk sekolah yang dia inginkan, dia mengatakan kalo nggak bisa masuk SMP itu, dia ingin sekolah di SMP lain asal jangan SMP "0". Waduh...ternyata dia sudah punya target sekolah mana yang dia inginkan. Waktu saya tanya lagi apa cita-citanya kedepan nanti. Dia langsung menjawab dengan tegas " Tasya ingin jadi Dokter !".

Kita boleh saja mengarahkannya menjadi seseorang yang berhasil di dalam bayangan kita ke depan. Tetapi itu semua jelas berpulang lagi kepada si remaja kita. Dia yang lebih tahu mengenai kebutuhannya, keinginannya dan kemauannya. Jadi jangan lagi menganggap bahwa kita orangtuanya yang paling tahu apa yang terbaik buatnya.

Agar pengarahan tidak sia-sia, terlebih dahulu teliti dengan cermat mengenai hobi dan karakter anak kita. Apa hal mendasar yang paling digemarinya sehingga dia tidak bisa hidup tanpa melakukan hal tersebut?

Jika sudah terdeteksi, giring ia pelan-pelan untuk menekuni hobinya agar bisa dikembangkan dan bermanfaat. Tentunya bisa menjadi jalan hidupnya kelak. Namun bila sampai saat ini si remaja terlihat cuek bebek dan tak terlihat menekuni suatu hl yang berarti, sedikit cemas bolehlah. Tetapi cobalah mengajaknya berjalan-jalan sejenak untuk melihat alam sekitar, pasti dia dan kita sebagai orangtuanya akan mengetahui apa yang disukainya secara pelan-pelan. Biar pelan tetapi pasti...

0 Comments:

Post a Comment