12 Juni 2008

Sejak hadirnya jaringan internet dalam kehidupan, kita mengalami perubahan tanpa merasa bimbang untuk mengawasi batas-batas dan keistimewaan yang membawa perubahan dan perkembangan tersebut.


Dengan berkembangnya jaringan internet, maka yang jauh terasa dekat. Masyarakat yang dulunya mengeluhkan sulitnya komunikasi dengan dunia luar, sekarang telah teratasi dengan hadirnya internet di tengah-tengah kita. Dengan service yang “serba cepat” kita bisa menikmati berbagai komunikasi, sosialisasi, hiburan, dan sebagainya, yang semuanya bisa kita dapatkan tanpa pengawas, sehingga jadilah kita seperti orang yang berada di angkasa dan bisa melihat semua yang ada di bawah kita.


Di antara problem yang kita hadapi ketika berinteraksi dengan dunia maya adalah segala sesuatu yang kita nikmati masih bersifat asumsi, dalam artian belum tentu sesuai fakta, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Maksudnya adalah, dia berbeda dengan sesuatu yang nyata, terasa, dan biasa kita nikmati dalam kehidupan yang real. Dia tidak bisa kita pahami secara detail kecuali menyelaminya dengan mendalam secara langsung.


Dalam konteks interaksi antar sesama manusia, internet bisa menjadi solusi bagi sebagian orang, tetapi bisa juga menjadi problem bagi sebagian lain. Ada sebagian orang -komunitas masyarakat- yang karena merasa jenuh dengan lingkungan keluarga atau masyarakat yang tidak memperhatikannya dan tidak menghargai pendapatnya, maka is mencari pelarian - meskipun sekedar iseng - dengan berinteraksi di internet. Mereka akan merasa terhibur sehingga kejenuhan dan kekesalan yang mereka hadapi akan segera hilang.


Berbagai komunitas lain yang senang berinteraksi dengan internet adalah orang yang sedang mencari cinta, meskipun hanya melalui dunia maya. Mereka berasal dari semua kalangan, mulai dari yang masih remaja, berumah tangga, atau yang sedang mengalami problem dalam kehidupannya.


Di antara penjelajah internet (net suffers) adalah mereka yang senang beruji coba dan berpetualang. Banyak kisah menarik tentang petualangan internet. Awalnya mereka menganggap internet hanya sebagai hiburan, tetapi kemudian menjadi bencana bagi mereka, yang akan terus berlanjut entah sampai kapan.


Ada penjelajah yang baik dan ada pula penjelajah yang jahat. Saya tidak mengatakan bahwa yang jahat tidak punya unsur kebaikan sama sekali dan yang baik tidak punya unsur kejahatan sama sekali, akan tetapi pada era yang serba cepat ini apa pun bisa terjadi. Penjelajah yang bad (buruk) bisa menggunakan topeng untuk menutupi kedoknya dan memasang perangkap untuk menjerat mangsanya. Ada juga net suffers yang telah siap untuk mencari pasangan di dunia maya. Kadang-kadang net suffers yang baik bertemu dengan net suffers yang jahat, sehingga yang satunya berhak mendapatkan belasungkawa sedangkan yang satunya lagi berhak mendapat cercaan.


Ada pula net suffers yang tidak tahu sama sekali tentang seluk beluk dunia maya. Namun ada pula yang tahu tapi menganggap dirinya lebih lihai dari penjahat internet, sehingga dia ikut menjadi korban.


Banyak cerita tentang percintaan di dunia maya yang mayoritas pelakunya tidak mengetahui hakikat cinta atau hakikat internet. Apabila hakikat cinta tidak bisa diketahui dengan jelas, maka demikian pula hakikat internet. Semua yang kita dapati di internet hanyalah bersifat asumsi, percobaan, dan penyelidikan. Oleh karena itu, menjalin percintaan melalui dunia maya adalah langkah yang tidak jelas. Kita tidak tahu kelanjutan hubungan tersebut dan semuanya masih bersifat asumsi serta kemungkinan.


Sangat sulit bagi kami untuk menyelidiki fenomena yang terjadi di dunia maya, tetapi kami akan tetap berusaha menyelaminya dengan hati-hati sebelum mengambil suatu kesimpulan. Kami pun tetap bekerjasama dengan para pembaca untuk sama-sama mengkaji dan mempelajari. Kami berikan pengarahan pada mereka yang sedang kasmaran di dunia maya tentang resiko yang akan dihadapi; diantaranya peringatan keras akan bahaya black mask internet. Segala yang ada di dunia maya — percintaan di internet— merupakan hal yang samar, misterius, dan sulit ditebak.


Kita sangat prihatin dengan net suffers yang merasa dirinya bisa selamat ketika menjelajahi dunia maya, tetapi ternyata mereka terjerumus ke dalam jurang kehancuran, setelah sebelumnya dibuai oleh impian dan khayalan yang menggiurkan.


Menurut kami, reformasi terhadap krisis moral yang menimpa masyarakat sudah menjadi fardhu ain yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Diharapkan mereka yang telah lari ke dunia fiktif akan kembali ke dunia nyata untuk bersosialisasi dengan semua elemen masyarakat, baik keluarganya, lingkungan sekitarnya, maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas, seperti negara.


Marilah kita sama-sama mengintrospeksi dan mereformasi diri; belajar bersosialisasi secara baik; memahami peran, tujuan, dan tugas kita di dunia ini; memahami hubungan dengan Allah SWT.


Sebagai manusia, kita semua membutuhkan cinta, dan yang kita inginkan dalam dunia percintaan adalah take and give. Tetapi mari kita perbaiki dulu langkah kita, agar kita menjadi orang yang stabil secara lahir dan batin. Hal ini sangat penting, agar kita yang mengendalikan internet, bukan internet yang mengendalikan kita.


Marilah kita kendalikan internet untuk hal-hal yang positif dan jangan mengekor apa saja yang ada di dalamnya. Janganlah kita menjadikan internet sebagai pelarian untuk mencari kesenangan sesaat yang akan mencekoki kita seteguk pembius yang mematikan. Janganlah kita jadikan internet sebagai ladang pencarian cinta yang hanya menyajikan sesuatu yang bersifat fiktif.


DR. Ahmad Abdullah

0 Comments:

Post a Comment