22 Januari 2009

Sekarang ini friend, makanan yang mengandung formalin sangat sering diberitakan di televisi maupun media cetak. Meskipun sudah diinformasikan kepada masyarakat tentang bahaya akan makanan berformalin tersebut, tapi herannya, masyarakat awam tetap saja mengkonsumsi makanan tersebut.

Hal ini saya saksikan sendiri saat sedang belanja disebuah warung langganan saya. Seperti biasa setiap pagi setelah mengantar anak-anak sekolah, saya selalu singgah kewarung tersebut untuk belanja sayur beserta teman2nya untuk menu makanan hari itu.
Saat itu saya liat seorang ibu membeli sebungkus sosis buatan luar ( Malaysia), yang mana sosis tersebut sudah jelas2 dinyatakan oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) mengandung formalin. Nggak lama kemudian ada lagi seorang bapak paruh baya yang membeli makanan serupa.

Sejenak dalam hati saya tersentak, apakah mereka tidak tahu.......atau sebenarnya sudah tahu, tapi menganggap hal ini bukanlah suatu masalah jika tidak dikonsumsi secara rutin oleh mereka.
Wah..wah... kalo memang mereka belum tahu, harusnya hal ini terus disosialisasikan oleh BPOM kita. Tapi jika mereka memang sudah tahu tapi menganggap hal itu bukan masalah, kayaknya perlu meningkatkan kesadaran masyarakat deh, akan bahaya formalin tersebut.

Bisa nggak ya, kita menimbulkan kesadaran masyarakat untuk tidak mengkonsumsi makanan berformalin itu ? kayaknya sulit deh, contohnya aja salah satu karyawan saya yang selalu membawa menu makan siangnya di tempatnya bekerja. Pernah suatu hari saya lihat karyawan tersebut membawa menu makan siangnya dengan menu sosis goreng yang telah dilarang beredar dipasar karena mengandung formalin. Saat saya tanyakan kepadanya, mengapa masih mengkonsumsi makanan tersebut. Sungguh diluar dugaan, jawabannya adalah " Ah, saya sih nggak peduli makanan ini mengandung formalin apa nggak, yang penting enak dimakan dan selama ini saya nggak merasakan sakit atau apapun".

Jadi, gimana ya ??? Saya juga bingung.... meski sudah dijelaskan, tetap aja dilain waktu, karyawan saya itu masih mengkonsumsi makanan tersebut. Hmm... intinya sih, kembali kediri masing-masing aja, karena bagaimanapun bagi saya kesehatan lebih penting dari segalanya, meski makanan tersebut enak, tapi dampaknya akan kita rasakan beberapa tahun kemudian, dimana biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar jika kita sudah sakit nanti.

0 Comments:

Post a Comment