27 Januari 2009

Sekarang ini banyak kita lihat di media cetak atau elektronik, artis-artis yang memilih berpisah dengan pasangannya, meski mereka baru saja beberapa tahun menikah dan memiliki anak yang masih kecil2. Hal ini bukan saja terjadi terhadap para artis, namun sebenarnya banyak juga orang yang bukan dari kalangan artis mengalami kejadian pahit ini. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka perceraian yang terjadi setiap tahunnyaberdasarkan catatan dari kantor pengadilan agama di tiap2 daerah.

Sebenarnya apa sih yang terjadi pada anak, ketika orangtuanya memutuskan untuk berpisah ? Martina Rini S. Tasmin, SPsi dalam tulisannya mengatakan bahwa masa ketika perceraian terjadi merupakan masa yang kritis buat anak, terutama menyangkut hubungan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama.

Menurutnya, berbagai perasaan berkecamuk dalam perasaan anak-anak. Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru. Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orangtuanya bercerai adalah; tidak aman (insecurity), tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya yang pergi, sedih dan kesepian, marah, kehilangan, merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab orangtua bercerai.

Perasaan-perasaan tersebut di atas oleh anak dapat termanifestasi dalam bentuk perilaku; suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif lainnya, menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga prestasi di sekolah cenderung menurun, suka melamun, terutama mengkhayalkan orangtuanya akan bersatu lagi.

Proses adaptasi pada umumnya membutuhkan waktu. Pada awalnya anak akan sulit menerima kenyataan bahwa orangtuanya tidak lagi bersama. Meski banyak anak yang dapat beradaptasi dengan baik, tapi banyak juga yang tetap bermasalah bahkan setelah bertahun-tahun terjadinya perceraian.

Anak yang berhasil dalam proses adaptasi, tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya, tetapi bagi anak yang gagal beradaptasi, maka ia akan membawa hingga dewasa perasaan ditolak, tidak berharga dan tidak dicintai. Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah dewasa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain atau lawan jenis.

Beberapa indikator bahwa anak telah beradaptasi adalah; menyadari dan mengerti bahwa orangtuanya sudah tidak lagi bersama dan tidak lagi berfantasi akan persatuan kedua orangtua, dapat menerima rasa kehilangan, tidak marah pada orangtua dan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi dirinya sendiri lagi. (Nn/*pdc)

0 Comments:

Post a Comment