23 Oktober 2008

Dapat diperkirakan bahwa dalam sepekan seorang anak didik (pelajar) hanya berada di lingkungan sekolah lebih kurang 39 jam. Selebihnya, atau kurang lebih 129 jam (169 jam sepekan dikurangi jam belajar di sekolah), seorang anak berada dipangkuan dan dalam proses pendidikan keluarganya.

Realitas ini secara langsung memberikan gambaran, bahwa proses belajar seorang anak lebih banyak di jalani dengan guru dalam keluarga (masyarakat sekitarnya lebih cenderung tidak dapat lagi ditempatkan sebagai guru dalam arti yang konkret). Dalam keluarga, anak akan belajar berbagai hal dan kebanyakan bersifat praktis (non teoritis) dan bentuk dukungan terhadap proses pembelajaran teoritis yang umumnya diperoleh anak dari sekolah.

Sekalipun dalam keluarga anak tidak langsung berhadapan dengan seorang guru sebagaimana halnya di sekolah, guru-orangtua berfungsi dan berperan sebagai pusat sumber lahirnya mitivasi belajar anak ( aspek intelektual ) dan post identifikasi aspek keteladanan untuk bekal moral kehidupannya. Untuk aspek terakhir ini, terdidik memang tidak langsung berhadapan dengan pendidik, tapi berlangsung proses belajar di dalamnya.

Kejelasan ini ditemukan dari kenyataan bahwa sesungguhnya anak belajar dari orangtuanya, sehingga dengan demikian, orangtua juga merupakan guru bagi seorang anak. Pengajaran orang tua merupakan awal dan kelanjutan proses belajar yang telah diupayakan pada guru di sekolah, yang lebih banyak pada bentuk kontak formal dan lebih menekankan pada intellectual-oriented.

Dalam keluarga, di samping mempertajam intelektual dimaksud, seorang anak juga belajar value (nilai) berupa sopan santun, cara hidup bermasyarakat, dan segala sesuatu lainnya yang berkaitan dengan aspek moralitas.

Aspek-aspek yang demikian ini tidak begitu tegas dapat diperoleh anak di sekolah, karena dominannya kontak formal yang begitu terarah pada aspek kognitif. Selain itu, peluangnya memang begitu besar diperoleh keluarga sesuai lamanya waktu yang dijalani anak di luar sekolah.

1 Comment:

  1. Riri said...
    memang kita sebagai orangtua juga ikut bertanggungjawab pada pendidikan anak, jangan diserahkan sepenuhna kepada sekolah...

Post a Comment